Minumlah Jika Kamu Haus

Jumat, 21 Februari 2014

Jumat, Februari 21, 2014 | by Sidik Nuryusupiandi | | No comments




A. Riwayat Hidup Plato
Plato dilahirkan di Athena tahun 427 SM dan meninggal disana pada tahun 347SM dalam usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga Aristoteles yang turun temurun memegang peranan politik Athena. Sejak muda, ia bercita-cita ingin menjadi pejabat negara. Akan tetapi, perkembangan politik pada masanya tidak memberi kesempatan kepadanya untuk mengikuti jalan hidup yang diinginkannya itu.
Nama asalnya adalah Aristokles, guru senamnya kemudian memberi nama Plato. Ia memperoleh nama baru itu karena bahunya yang lebar, sepadan dengan bahunya yang tinggi dan tegap. Raut mukanya, potongan tubuhnya, serta perasaannya yang elok serasi dengan ciptaan yang klasik tentang manusia yang tampan. Tubuh Plato benar-benar ideal, bukan hanya tubuhnya, plato pun tergolong seorang pemuda yang cerdas pandangan matanya menunjukan seolah-olah ia mau mengisi dunia yang lahir ini dengan cita-citanya.
Sebagaimana hanya orang baik-baik pada masa itu,Plato mendapat didikan dari guru-guru filsafatnya. Pelajaran fisafat mula-mula diperolehnya dari Kratylos. Kratylos adalah murid Herakleitos yang mengajarkan “semua berlalu” seperti air. Rupanya ajaran semacam itu tidak hinggap di dalam kalbu anak Aristokrat yang terpengaruh oleh tradisi kluarganya.
Sejak berumur 20 tahun, plato mengikuti pelajaran sokrates hingga pada akhirnya Plato mempunyai kedudukan sebagai seorang filosof. Ia terkenal pandai menyatukan puisi, ilmu, seni dan filsafat. Gaya pikir Socrates sangat berpengaruh pada kehidupan Plato karena menurutnya Sokrates adalah orang yang jujur, adil, dan tidak pernah berbuat salah. Tak lama setelah Socrates meninggal, plato pergi ke Athena. Itulah permulaan dia mengembara 12 tahun lamanya (399-387 SM) mula-mula ia pergi ke Megara, tempat Eoklides mengajarkan filsafatnya kepada Plato. Dari Marga ia pergi ke kyrena untuk memperdalam pengetahuannya tentang Matematika kepada seorang guru besar bernama Theodoras. Disana dia juga mengajarkan filsafat dan mengarang buku-buku. Kemudian ia pergi ke Italia Selatan dan terus ke sirakisa  di Pulau Sisila, yang pada waktu itu diperintah oleh seorang tiran, bernama Dionysios. Disana Plato mengemukakan tentang filsafatnya tetapi Plato dituding sebagai ajaran yang membahayakan bagi kerajaan setelah itu Plato di perjual belikan sebagai budak. Karena sahabat-sahabat plato mengetahui Plato di perbudakan maka mereka mengumpulkan uang untuk menebusnya. Setelah itu Plato mendirikan sebuah sekolah yang bernama “Akademia”, disanalah sejak berumur 40 tahun dia mengajar filsafatnya dan mengarang tulisan-tulisan yang terkenal sepanjang masa.

B. Manusia Menurut Plato
            Menurut Protagoras bahwa manusia adalah ukuran dari segala-galanya tapi Plato menambahkan pendapat tersebut bahwa dari penglihatan saja tidak pernah tercapai pengetahuan, penglihatan saja tidak dapat membangun ilmu. Selain itu, harus ada pengetahuan dengan pengertian untuk mencapai kebenaran yang sebenar-benarnya, yang umum bagi segala orang. Pikiran dan pengalaman adalah dua macam tingkat yang berlainann dan nilainya pun berlainan. Dalam konsep Plato, dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh terpisah sama sekali. Ini kelanjutan dari pendapatmya tentang perbedaan pemikiran dan pandangan. Pengetahuan dengan pengertian hanya mengenal dunia yang ada dan tidak menjadi. Pandanag dan pengalaman mengenal dunia yang selalu menjadi.akan tetapi, dunia yang tidak bertubuh tidaklah semata-mata berdiri sendiri. Ada hubungannya dimana-mana dengan dunia yang tidak bertubuh, dunia idea, yang memberikan makna dan tujuan kepada dunia yang lahir.cotohnya pekerjaan saat pengrajin membuat suatu hal yang baru. Seorang pembuat barang-barang tembikar memadu tanah liat menjadi sebuah kendi. Tanah liat yang tidak berbentuk itu kemudian dibentuk sebuah kendi. Dari mana diperolehnya bentuk yang memberikan rupa kepada kendi itu? Pentuk itu tidak ada pada barang yang dikerjakannya. Tapi bentuk itu datang dari luar. Hal ini lebih nyata lagi pagda barang yang dibuat pertama kali. Contoh yang dapat ditiru belum kelihatan dalam dunia yang lahir. Pengrajin dapat membuatnya karena bangunan barang baru itu tertanam dalam kepalanyasebagai tiruan dari “bentuk “barang” asal yang berada dalam dunia yang tidak bertubuh (dunia idea). Jadi dapat dipahami bahwa filsfat idea menurut Plato pada hakikatnya menetapkan suatu filosofika tentang keberadaan yang ada. Tidak lain bahwa yang ada hanyalah alam idea, karena ia awal dari segala sesuatu, bagaimana ia ampu mencetak ganbaran-gambaran tentang berbagai bentuk. Gambaran yang dibuktikan dalam  sebuah karya nyata akan ditiru oleh manusia sepanjang zaman, tetap semuanya bukan bentuk yang sesungguhnya, karena yang paling nyata adalah alam idea sendiri. Perlu di perhatikan juga bahwa pengertian yang ada dalam dunia idea terbagi dua:
1.    Pengertian budi, yang dicari socrates dengan ketentuan normatif. Pengertian budi itu akan menentukan tujuan dan nilai penghidupan etik
2.    Pengertian matematik, yang dalam pengalaman tidak pernah dilaksanakan. Dalam pandangan tidak perah terdapat bangunan matematik yang sebenarnya. Bola yang diperbuat dengan alat tehnik yang sebaik-baiknya pun tidak sempurna., tidak sama besar dengan pengertian bola dalam matematik. Pembagian pengertian dalam dua golongan itu besar kelanjutannya dengan praktek hidup dan ilmu.

C. Ajaran Nilai Plato
Ajaran Plato tentang etika kurang lebih mengatakan bahwa, manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam suatu polis. Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani Kuno yaitu hidup sebagai manusia serentak juga berarti hidup dalam bermasyarakat, ia menolak bahwa negara hanya berdasarkan nomos/adat kebiasaan saja dan bukan physis/kodrat. Plato tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya merupakan mahluk sosial, dengan demikian manusia menurut kodratnya hidup dalam polis atau Negara. Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat ekonomis atau saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu spesialisasi bidang pekerjaan, sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan semua pekerjaan dalam satu waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan adanya perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan kebutuhanpun bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini. Dalam menghadapi hal ini maka di setiap negara harus memiliki penjaga-penjaga yang harus dididik khusus.
Ada tiga golongan dalam negara yang baik, yaitu pertama, Golongan Penjaga yang tidak lain adalah para filusuf yang sudah mengetahui yang baik dan kepemimpinan dipercayakan pada mereka. Kedua, Pembantu atau Prajurit. Dan ketiga, Golongan pekerja atau petani yang menanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis. Plato tidak begitu mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab menurutnya keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit disama-ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Adapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarkhi, karena jika hanya monarkhi maka akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu demokrasi maka akan terlalu banyak kebebasan, sehingga perlu diadakan penggabungan, dan negara ini berdasarkan pada pertanian bukan perdagangan. Hal ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi di Athena. 



DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Atang Abdul dan Beni Ahmad Saebank. 2008. Filsafat Umum. Bandung :
              Pustaka Setia.
 

0 komentar:

Posting Komentar