A.
Riwayat Hidup Plato
Plato dilahirkan
di Athena tahun 427 SM dan meninggal disana pada tahun 347SM dalam usia 80
tahun. Ia berasal dari keluarga Aristoteles yang turun temurun memegang peranan
politik Athena. Sejak muda, ia bercita-cita ingin menjadi pejabat negara. Akan
tetapi, perkembangan politik pada masanya tidak memberi kesempatan kepadanya
untuk mengikuti jalan hidup yang diinginkannya itu.
Nama asalnya
adalah Aristokles, guru senamnya kemudian memberi nama Plato. Ia memperoleh
nama baru itu karena bahunya yang lebar, sepadan dengan bahunya yang tinggi dan
tegap. Raut mukanya, potongan tubuhnya, serta perasaannya yang elok serasi
dengan ciptaan yang klasik tentang manusia yang tampan. Tubuh Plato benar-benar
ideal, bukan hanya tubuhnya, plato pun tergolong seorang pemuda yang cerdas
pandangan matanya menunjukan seolah-olah ia mau mengisi dunia yang lahir ini
dengan cita-citanya.
Sebagaimana
hanya orang baik-baik pada masa itu,Plato mendapat didikan dari guru-guru
filsafatnya. Pelajaran fisafat mula-mula diperolehnya dari Kratylos. Kratylos
adalah murid Herakleitos yang mengajarkan “semua berlalu” seperti air. Rupanya
ajaran semacam itu tidak hinggap di dalam kalbu anak Aristokrat yang
terpengaruh oleh tradisi kluarganya.
Sejak berumur 20
tahun, plato mengikuti pelajaran sokrates hingga pada akhirnya Plato mempunyai
kedudukan sebagai seorang filosof. Ia terkenal pandai menyatukan puisi, ilmu,
seni dan filsafat. Gaya pikir Socrates sangat berpengaruh pada kehidupan Plato
karena menurutnya Sokrates adalah orang yang jujur, adil, dan tidak pernah
berbuat salah. Tak lama setelah Socrates meninggal, plato pergi ke Athena.
Itulah permulaan dia mengembara 12 tahun lamanya (399-387 SM) mula-mula ia
pergi ke Megara, tempat Eoklides mengajarkan filsafatnya kepada Plato. Dari
Marga ia pergi ke kyrena untuk memperdalam pengetahuannya tentang Matematika
kepada seorang guru besar bernama Theodoras. Disana dia juga mengajarkan filsafat
dan mengarang buku-buku. Kemudian ia pergi ke Italia Selatan dan terus ke
sirakisa di Pulau Sisila, yang pada
waktu itu diperintah oleh seorang tiran, bernama Dionysios. Disana Plato
mengemukakan tentang filsafatnya tetapi Plato dituding sebagai ajaran yang
membahayakan bagi kerajaan setelah itu Plato di perjual belikan sebagai budak.
Karena sahabat-sahabat plato mengetahui Plato di perbudakan maka mereka
mengumpulkan uang untuk menebusnya. Setelah itu Plato mendirikan sebuah sekolah
yang bernama “Akademia”, disanalah sejak berumur 40 tahun dia mengajar
filsafatnya dan mengarang tulisan-tulisan yang terkenal sepanjang masa.
B. Manusia Menurut
Plato
Menurut Protagoras bahwa
manusia adalah ukuran dari segala-galanya tapi Plato menambahkan pendapat
tersebut bahwa dari penglihatan saja tidak pernah tercapai pengetahuan,
penglihatan saja tidak dapat membangun ilmu. Selain itu, harus ada pengetahuan
dengan pengertian untuk mencapai kebenaran yang sebenar-benarnya, yang umum
bagi segala orang. Pikiran dan pengalaman adalah dua macam tingkat yang
berlainann dan nilainya pun berlainan. Dalam konsep Plato, dunia yang bertubuh
dan dunia yang tidak bertubuh terpisah sama sekali. Ini kelanjutan dari
pendapatmya tentang perbedaan pemikiran dan pandangan. Pengetahuan dengan
pengertian hanya mengenal dunia yang ada dan tidak menjadi. Pandanag dan
pengalaman mengenal dunia yang selalu menjadi.akan tetapi, dunia yang tidak
bertubuh tidaklah semata-mata berdiri sendiri. Ada hubungannya dimana-mana
dengan dunia yang tidak bertubuh, dunia idea, yang memberikan makna dan tujuan
kepada dunia yang lahir.cotohnya pekerjaan saat pengrajin membuat suatu hal
yang baru. Seorang pembuat barang-barang tembikar memadu tanah liat menjadi
sebuah kendi. Tanah liat yang tidak berbentuk itu kemudian dibentuk sebuah
kendi. Dari mana diperolehnya bentuk yang memberikan rupa kepada kendi itu?
Pentuk itu tidak ada pada barang yang dikerjakannya. Tapi bentuk itu datang
dari luar. Hal ini lebih nyata lagi pagda barang yang dibuat pertama kali.
Contoh yang dapat ditiru belum kelihatan dalam dunia yang lahir. Pengrajin
dapat membuatnya karena bangunan barang baru itu tertanam dalam
kepalanyasebagai tiruan dari “bentuk “barang” asal yang berada dalam dunia yang
tidak bertubuh (dunia idea). Jadi dapat dipahami bahwa filsfat idea menurut
Plato pada hakikatnya menetapkan suatu filosofika tentang keberadaan yang ada.
Tidak lain bahwa yang ada hanyalah alam idea, karena ia awal dari segala
sesuatu, bagaimana ia ampu mencetak ganbaran-gambaran tentang berbagai bentuk.
Gambaran yang dibuktikan dalam sebuah
karya nyata akan ditiru oleh manusia sepanjang zaman, tetap semuanya bukan
bentuk yang sesungguhnya, karena yang paling nyata adalah alam idea sendiri.
Perlu di perhatikan juga bahwa pengertian yang ada dalam dunia idea terbagi
dua:
1. Pengertian budi, yang dicari socrates dengan ketentuan
normatif. Pengertian budi itu akan menentukan tujuan dan nilai penghidupan etik
2. Pengertian matematik, yang dalam pengalaman tidak pernah
dilaksanakan. Dalam pandangan tidak perah terdapat bangunan matematik yang
sebenarnya. Bola yang diperbuat dengan alat tehnik yang sebaik-baiknya pun
tidak sempurna., tidak sama besar dengan pengertian bola dalam matematik.
Pembagian pengertian dalam dua golongan itu besar kelanjutannya dengan praktek
hidup dan ilmu.
C. Ajaran Nilai Plato
Ajaran Plato
tentang etika kurang lebih mengatakan bahwa, manusia dalam hidupnya mempunyai
tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam suatu
polis. Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani Kuno yaitu hidup sebagai manusia
serentak juga berarti hidup dalam bermasyarakat, ia menolak bahwa negara hanya
berdasarkan nomos/adat kebiasaan saja dan bukan physis/kodrat. Plato tidak
pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya merupakan mahluk
sosial, dengan demikian manusia menurut kodratnya hidup dalam polis atau
Negara. Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat
ekonomis atau saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu
spesialisasi bidang pekerjaan, sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan semua
pekerjaan dalam satu waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan adanya
perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan kebutuhanpun
bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini. Dalam
menghadapi hal ini maka di setiap negara harus memiliki penjaga-penjaga yang
harus dididik khusus.
Ada tiga golongan
dalam negara yang baik, yaitu pertama, Golongan Penjaga yang tidak lain adalah
para filusuf yang sudah mengetahui yang baik dan kepemimpinan dipercayakan pada
mereka. Kedua, Pembantu atau Prajurit. Dan ketiga, Golongan pekerja atau petani
yang menanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis. Plato tidak begitu
mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab menurutnya
keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit disama-ratakan itu semua
tergantung masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Adapun negara yang diusulkan
oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarkhi, karena jika hanya monarkhi maka
akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu demokrasi maka akan terlalu
banyak kebebasan, sehingga perlu diadakan penggabungan, dan negara ini
berdasarkan pada pertanian bukan perdagangan. Hal ini dimaksudkan menghindari
nasib yang terjadi di Athena.
DAFTAR
PUSTAKA
Hakim,
Atang Abdul dan Beni Ahmad Saebank. 2008. Filsafat Umum. Bandung :
Pustaka Setia.
0 komentar:
Posting Komentar